gameteeukzurra

gameteeukzurra
teeukye an angel

Jumat, 27 Mei 2011

Membuang sampah pikiran



Ternyata, yang membuat hidup kita tidak bahagia adalah diri kita sendiri. Penyikapan yang buruk terhadap suatu kejadian adalah sumber penderitaan.
...

Ada kisah menarik dari Anas bin Malik. Suatu ketika ia berjalan dengan Rasulullah SAW. Ketika itu, datanglah seorang Arab badui dari arah belakang. Dengan serta-merta ia menarik jubah najraani yang dikenakan Rasulullah SAW.

Anas barkata, "Aku memandang leher Rasulullah dan melihat bahwa jubah itu telah meninggalkan bekas merah di sana karena kerasnya tarikan. Orang badui itu kemudian berkata, 'Wahai Muhammad, beri aku sebagian dari kekayaan Allah yang ada di tanganmu'. Rasul kemudian menolah kepadanya, dan tarsenyum, lalu memerintahkan agar orang itu diberi uang,"

Kisah ini menggambarkan betapa mulianya akhlak Rasulullah SAW. Beliau tidak pernah membalas keburukan orang dengan keburukan lagi. Saat dihina, beliau tidak marah atau sakit hati. Beliau justru mendoakan kebaikan. Mengapa Rasulullah SAW mampu tenang dan bijak menghadapi gangguan orang lain? Jawabnya, Rasulullah SAW memiliki kelapangan dada dan kejernihan pikiran.

Ternyata, yang membuat hidup kita tidak bahagia adalah diri kita. Penyikapan yang buruk terhadap suatu kejadian adalah sumber penderitaan. Mirip orang yang sariawan makan keripik pedas. la menangis, marah, dan uring-uringan. Yang membuat ia menderita bukan keripiknya, melainkan lidahnya yang berpenyakit. Bagi orang yang tidak sariawan, keripik tersebut nikmat dan renyah.

Saudaraku ada banyak hal yang membuat hidup kita tidak nyaman. Salah satunya adalah kegemaran menyimpan ’memori-memori’ buruk. Otak bisa diibaratkan wadah penyimpanan yang akan kotor ketika kita mengisinya dengan sampah.

Pengalaman-pengalaman buruk, separti penghinaan, perlakukan buruk, cemoohan, ketersinggungan, kegagalan, dan lainnya; adalah "sampah" yang barpotensi mengotori pikiran. Semakin sering kita menyimpan memori buruk di otak, semakin negatif sikap dan perilaku kita.

Karena itu, satu syarat agar hidup kita bahagia adalah membersihkan kepala dari "sampah-sampah" busuk. Bagaimana caranya? Pertama, selalu berusaha mengingat kebaikan orang dan melupakan keburukannya. Saat orang lain menyakiti kita, carilah seribu satu alasan agar kita tidak benci. Ingatlah selalu kebaikannya. Jangan sampai kita mengabaikan seribu kebaikan orang, hanya karena satu keburukan yang boleh jadi tidak sengaja ia lakukan.

Kedua, segera lupakan semua perlakuan buruk orang lain. lbaratnya, kalau tinta mengotori muka, maka tindakan yang bijak adalah segera membersihkannya, bukan membiarkannya, atau menunjukkannya pada yang lain. Demikian pula saat orang berlaku buruk pada kita, menghina misalnya, alangkah bijak bila kita segera menghapusnya, bukan memendamnya, membesar-besarkannya, atau menunjukkannya pada banyak orang.

Ketiga, mohonlah kepada Allah SWT agar diberi hati yang lapang dan pikiran yang jernih. Ada doa dalam Alquran yang bisa kita panjatkan,

"Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah urusanku; dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku; agar mereka mengerti perkataanku."

Robbisyrohliy shodriy wayassirliy amriy ....(OS Thaahaa [20]: 25-28).

Rabu, 25 Mei 2011

my world

tak satupun yang tak menyangka
tak satupun yang mengira
semuanya berubah,,sangat berubah

kalau kata orang "Hey, kamu kok jadi aneh sekarang ?"
apa iya karena style yang berubah
semua juga ikut berubah..????
trus apa ada yang salah dengan hidupnya yang sekarang..??

harusnya mereka bilang itu bagus
atau mereka bilang ini kok yang cocok...
akhirnya dia tetap pada tanah itu

tanah kerinduan pada sang pencipta
karena dia sadar,satu-satunya jalan yang indah adalah "UKHUWAH"
dan dakwah menyediakan itu
dia tidak peduli orang mau bicara aneh tentangnya
tentang aliran sesat atau teroris
karena mereka tidak tahu apa itu "ukhuwah"
mereka hanya mengandai-ngandai dan menghakimi orang begitu saja
karena mereka bukan bagian dari dakwah yang panjang ini.

mereka bilang aku teroris,karna pakainku
mereka bilang aku teroris karna sering ke mesjid
mereka bilang aku teroris karna ibadahku

bilang saja sesuka hatimu,,
aku adalah aku,, dan yang mengatakan jalanku salah adalah
mereka yang tidak tahu

akupun mengutuk para teroris yang mengatasnamakan islam sebagai alasannya.
aku bahkan terang2an akan melawan mereka,,
karna Rasulullah tidak mengajarkan kekerasan dalam Islam
rasulullah tidak pernah menyakiti wanita dan anak-anak dalam setiap perangnya
bahkan memberi mereka santunan
itulah jalan kami dalam berdakwah
dalam memenangkan islam di bumi ini
dalam penegakan khilafah
bukan dengan kekerasan tapi dengan ilmu dan iman(wallahu alam bi shawaf)

ALLAHU AKBAR